PELUNCURAN buku “Kisah Kaneko: Sebuah Obrolan
dengan Kaneko Ikeda” ini dihadiri oleh tamu kehormatan Ibu Shinta Nuriyah Wahid
pada Minggu, 6 Desember 2015 di Pusat Kebudayaan Soka Gakkai Indonesia. Ibu
Shinta Nuriyah Wahid berkata, “Dengan berbagai pengalaman Kaneko Ikeda yang
sangat menarik dan sarat dengan nilai-nilai luhur ini, saya yakin buku ini akan
menjadi mata air jernih yang memberikan inspirasi menyejukkan bagi siapa saja
yang membacanya”. Untuk pertama kalinya dalam sebuah buku, Kaneko Ikeda
mengenang perjalanan hidup dan pencapaiannya sebagai ibu dari 3 putra dan
sebagai istri dari Daisaku Ikeda, Presiden Soka Gakkai Internasional dan
pemimpin spiritual bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Kenangan masa kecil dan pemikiran-pemikiran
Kaneko tentang persahabatan, keluarga dan pernikahan dibubuhi wawasannya
tentang menjalankan kehidupan yang penuh esensi dan makna. Topik-topik
pemikiran beliau antara lain: mengemukakan keberanian untuk mengatasi ujian
hidup, menghormati peran ibu dalam keluarga masa kini, misi perdamaian, meraih
kebahagiaan dan kesehatan dalam dunia masa kini.
Kaneko Ikeda dilahirkan di Tokyo pada 27
Februari 1932. Pada April 1945, dia menyelamatkan diri dari serangan udara
Perang Dunia II di Tokyo bersama keluarganya. Kenangan ini menguatkan komitmen
seumur hidupnya terhadap perdamaian. Pada 3 Mei 1952, dia mengejar cita-citanya
untuk berkontribusi bagi perdamaian ketika menikah dengan Daisaku Ikeda, yang
menjadi Presiden Soka Gakkai Internasional.
Pada kesempatan ini Taman Komik Nusantara
diundang secara spesial dalam acara peluncuran buku yang menginspirasi
tersebut. Endah Priyati selaku Pendiri Taman Komik Nusantara mengungkapkan
bahwa,: “Pendidikan bukanlah kegiatan mentransfer pengetahuan dan informasi
belaka, tapi kegiatan untuk mempersiapkan pemimpin muda masa depan yang akan
menebarkan spirit cinta kasih, perdamaian dan kemanusiaan. Ilmu pengetahuan dengan
segala praktiknya menjadi alat untuk membangun peradaban bangsa menjadi lebih
bermartabat. Pendidikan mengantarkan orang-orang pada jalan penemuan dan
penciptaan karya yang otentik. Dengan pendidikan seperti ini nilai-nilai
kebudayaan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam menemukan jati dirinya dan
menghidupi hidupnya secara bermartabat”. (tim reportase kabarindonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar