Lusiano : Jangan Hapus Kearifan Lokal, Saya Siap Advokasi
Lusiano dan istri |
Kata Lusiano yang juga advokat ini, sebelumnya ada perlakuan
pekerjaan sampai nilai Rp 1 miliar diberlakukan lelang terbatas di lokal saja, hal itu
untuk memberdayakan pengusaha-pengusaha lokal setempat dalam bentuk kearifan
lokal di daerah field dimana sumur minyak berada.
"Apabila ditarik
masuk ke dalam sistem E-proc, akan membunuh usaha-usaha lokal di daerah
dimana sumber minyak digali. Jika semuanya ditarik dalam sistem e-proc, kita akan dilindas oleh pengusaha-pengusaha besar
Jakarta yang telah siap membuat usaha-usaha kelas kecil untuk masul ke tender
kecil-kecil hak orang daerah. Yang tadinya ada kebijakan sampai Rp 1 miliar diberlakukan khusus untuk lokal, akan dilibas dan dirampas pengusaha-pengusaha
besar luar daerah," seru Lusiano.
Lusiano berpendapat, akibat sistem itu akan terjadi kesenjangan. Dirinya dengan tegas
menolak walaupun e-proc merupakan aturan pemerintah. Aturan itu dinilai tidak adil. "Kita
buat aturan sendiri untuk kondusivitas daerah," tegasnya.
Masih kata Lusiano, PT Pertamina EP Aset 5 Kalimantan diharapkan bertindak adil dengan memberlakukan tender pekerjaan jasa dan pengadaan barang sampai dengan Rp 1
miliar bahkan katanya sampai Rp 2,5 miliar tender lokal terbatas, murni
pengusaha daerah.
"Terkecuali sudah diumumkan 2 kali tidak ada pengusaha daerah yang mampu, baru di-eprockan, itu namanya baru adil," imbuh Lusiano.
"Terkecuali sudah diumumkan 2 kali tidak ada pengusaha daerah yang mampu, baru di-eprockan, itu namanya baru adil," imbuh Lusiano.
Disebutkan, kebijakan yang
sudah diberlakukan di field Pertamina Aset 5 field Tanjung dan field
Tarakan, dimohon dicabut dan dimohon untuk kearifan lokal seluruh field Tarakan, Bunyu, Sangatta, Sangasanga, Tanjung dan umummya PT Pertamina Aset 5 diberlakukan kearifan
lokal.
"Apabila dipaksakan pengusaha-pengusaha kecil lokal akan mati dan musnah digusur pengusaha besar dari luar daerah yang siap-siap dengan puluhan usaha kecil yang dipersiapkan untuk masuk daerah kami di Kalimantan Borneo," ulasnya.
"Apabila dipaksakan pengusaha-pengusaha kecil lokal akan mati dan musnah digusur pengusaha besar dari luar daerah yang siap-siap dengan puluhan usaha kecil yang dipersiapkan untuk masuk daerah kami di Kalimantan Borneo," ulasnya.
"Pertamina katanya maju dengan rakyat, rakyat itu termasuk kami pengusaha kecil di daerah. Sekali lagi kalau rencana Rp 1-2,5
miliar tetap akan dimasukan e-proc, kita akan habis dan tergusur oleh
pengusaha besar yang mengecillkan dan membuat usaha-usaha supaya berkelas K. Mau bukti saya siap ungkap dan bela pengusaha kecil di Pertamina Aset 5
Kalimantan Borneo," kata dia lagi.
"Ayo teman-teman se-Kalimantan kita maju menolak Pertamina
akan menghapus kearifan lokal dan akan menciptakan kesenjangan sosial.
Pertamina harus sadar yang fieldnya semua ada di daerah diharap kebijakan
E-proc dipikirkan jangan matikan kami orang daerah di lumbung kami dan
jangan jadikan kami penonton. Saya siap advokasi sampai Dirut Pertamina
Menteri ESDM, SKK Migas bahkan sampai ke Presiden, karena akan ciptakan
kesenjangan sosial dan keceburuan sosial," tutup Lusiano.(*/tw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar