Dengan demikian, AS tidak layak
dipertahankan menjadi mediator perundingan damai. Demikian dikatakan Sekretaris
Jenderal Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MD Hubbul Wathon) Hery Haryanto Azumi.
"Ini bukti bahwa Amerika
Serikat lebih mengedepankan kepentingannya ketimbang perdamaian di Palestina.
Untuk itu sebaiknya Amerika harus diganti sebagai mediator," kata Hery,
Minggu (10/12/2017).
Hery yang juga Wakil Sekretaris
Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mendorong agar
Pemerintah Indonesia menjadi mediator perdamaian Palestina menggantikan posisi
AS. Alasan Indonesia ini juga mengacu pada Islam di Indonesia yang
toleran-moderat, ditambah lagi Indonesia merupakan dengan yang multiagama,
multikultur yang dapat hidup berdampingan bersama-sama.
Herry Haryanto Azumi |
Untuk itu Hery mengajak semua
organisasi masyarakat dan kelompok lintas agama bersatu untuk mengupayakan agar
Pemerintah Indonesia menggantikan Amerika Serikat sebagai mediator perundingan
damai. Ini sekaligus menyatukan kekuatan seluruh elemen masyarakat Indonesia
agar Yerusalem sebagai kota suci bersama bagi umat Islam, Kristen dan Yahudi.
"Semua elemen masyarakat harus
bersatu menyuarakan Indonesia sebagai negara yang ditunjuk sebagai
mediator," ujar mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PB PMII) ini.
Direktur Said Aqil Siroj Institute
(SAS Institute) M. Imdadun Rahmat menilai publik internasional harus bersatu
menentang tindakan Israel dengan dukungan AS atas nama perdamaian dan atas nama
kemanusiaan. Negara-negara OKI harus bekerja keras menghadang rencana Israel
demi hak-hak rakyat Palestina untuk merdeka, mempertahankan wilayahnya dan
bebas menentukan nasibnya sendiri. Masyarakat Muslim dimanapun harus satu suara
menentang rencana Israel ini demi perdamaian di tanah Palestina dan kawasan
Timur Tengah.
Pemerintah Palestina sendiri melalui
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyal al-Maliki menegaskan akan mencari mediator
baru yang bisa membantu mencapai solusi untuk dua negara (Palestina-Israel).
Rencana pencarian mediator baru mengganti AS tersebut disampaikannya di forum
pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir pekan ini. Menlu Palestina juga akan
membicarakan langkah Trump terkait Yerusalem. Demikian halnya dengan Presiden
Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa AS bukan lagi mediator perundingan
damai. Perundingan Palestina-Israel sempat mandek pada 2014 silam saat Presiden
AS Barack Obama. Hal itu disebabkan karena Israel kembali melanjutkan
pembangunan permukiman Yahudi di wilayah caplokan Tepi Barat. (sonny majid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar